Senin, 22 November 2010

Teori Etika

Nama : Octaviani Palantupen
NPM : 10207832
Kelas : 4EA03
Mata Kuliah : Etika Bisnis

Teori Etika

Etika dapat memberikan suatu pegangan dalam menjalani kehidupan didunia ini, karena tindakan manusia pasti memiliki tujuan tertentu dalam hidupnya yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai tersebut baik atau buruk tergantung dari nilai moral tindakan itu sendiri, dimana suatu tindakan yang dilakukan dapat bersifat baik atau buruk tergantung dari diri sendiri. Untuk itu, ada dua teori etika yang dapat diketahui seperti teori etika deontologi dan etika teleologi.
Etika Deontologi, kata deontologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu deon yang berarti kewajiban. Untuk itu, etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Dimana suatu tindakan baik bukan dinilai dari apakah tindakan itu sendiri baik atau tidak bagi diri sendiri. Dengan kata lain, tindakan tersebut memiliki nilai moral yang baik karena dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan dan akibat yang ditimbulkan dari tindakan tersebut. Ada tiga prinsip yang harus dipenuhi untuk menjadikan tindakan baik atau tidak, yaitu :
• Agar suatu tindakan mempunyai nilai moral, tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajibannya
• Nilai moral dari tindakan tersebut tergantung dari kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, walaupun tujuannya tidak tercapai namun tindakan tersebut sudah dinilai baik.
• Sebagi konsekuensinya dari kedua prinsip diatas, kewajiban adalah hal yang nyata dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
Teori etika yang kedua adalah Etika Teleologi. Etika teleologi berbeda dengan etika deontologi, etika teleologi mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan tersebut, dan berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Suatu tindakan dapat dinilai baik jika memiliki tujuan untuk mencapai sesuatu yang baik juga, atau akibat yang ditimbulkan baik dan berguna. Etika teleologi juga dapat tergantung dengan situasional atau situasi-situasi khusus. Untuk itu, setiap norma dan kewajiban moral tidak dapat berlaku begitu saja dalam setiap situasi. Persoalan dan masalah yang muncul dan berhubungan dengan etika teleologi dinilai dari tujuan atau akibat baik dari suatu tindakan itu sendiri.
Dari kedua teori diatas dapat diketahui bahwa segala tindakan yang akan dilakukan atau sudah dilakukan memiliki tujuan, tujuan yang baik atau buruk yang mempunyai pengaruh tersendiri bagi diri sendiri karena tindakan yang dilakukan memiliki kewajibannya dan sesuai dengan kewajibannya. Tindakan yang dilakukan juga dapat diukur baik dan buruknya dan akibat baik yang ditimbulkan, dimana tujuan yang diharapkan memiliki dampak atau akibat yang baik dan dapat berguna nantinya.


Sumber :
Keraf, Sonny., Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, Yogyakarta, Kanisius, setakan ke-9, 1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar