Jumat, 19 Februari 2010

Pengemis Sydney Pun Bisa Marah Laporan wartawan Kompas Syahnan Rangkuti Senin, 15 Februari 2010 | 11:47 WIB

Nama : Octaviani Palantupen
NPM : 10207832
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2
Materi: Penalaran dan Argumentasi


KOMPAS.com Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Properti Forum Kompasiana Images Mobile Kompas Cetak ePaper PasangIklan GramediaShop

Sabtu, 20 Februari 2010 Selamat Datang | Daftar | Masuk
<a href='http://ads.kompas.com/www/delivery/ck.php?n=a8af2123&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads.kompas.com/www/delivery/avw.php?zoneid=144&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a8af2123' border='0' alt='' /></a>
• Home
• Nasional
• Regional
• Internasional
• Megapolitan
• Bisnis & Keuangan
• Kesehatan
• Olahraga
• Sains
• Travel
• Oase
• Edukasi
• English
• Video
• More
o Index Berita
o Suara Pembaca
o Berita Duka
o Seremonia
o DKK
o Archive
o Rss Feed
o Kabar Palmerah
NewsTravel StoryFood StoryJalansutraTravel TipsGaleriDirektoriSurat dari Perancis

Pengemis Sydney Pun Bisa Marah
Laporan wartawan Kompas Syahnan Rangkuti
Senin, 15 Februari 2010 | 11:47 WIB

KOMPAS/SYAHNAN RANGKUTI
Seorang pengemis di salah satu sisi jalan di Sydney, Australia.
TERKAIT:
• Gaya Pengamen ala Sydney
• Beginilah Suasana Imlek di Sydney...
SYDNEY, KOMPAS.com — Jangan dikira di kota besar internasional seperti Sydney, Australia, tidak ada pengemis. Ada. Namun, jumlahnya sangat kecil atau tidak sebanyak di Jakarta atau kota-kota besar lain di Indonesia.

Pengemis jarang sekali dijumpai dan kalaupun ada biasanya berada di lokasi keramaian. Yang pasti tidak satu pun pengemis Sydney yang menjual kecacatan tubuh atau berpura-pura cacat hanya untuk mencari kasihan orang. Orang cacat sudah dipelihara oleh negara.

Yang namanya pengemis di mana pun di seluruh dunia ini sebenarnya memiliki persamaan dasar, berupaya tampil kumuh dan memasang wajah memelas agar orang-orang yang lewat menjadi kasihan. Ujung dari kasihan tentu ada uang kecil yang akan diberikan.

Bedanya dengan Jakarta, pengemis Sydney tidak pernah menengadahkan tangan meminta-minta kepada orang lewat. Tidak ada pula pengemis yang berjalan menghampiri mobil demi mobil yang sedang berhenti di lampu merah, apalagi sampai menggores badan mobil bila tidak diberikan uang.

Sebagian besar dari pengemis Sydney sudah berumur di atas 50 tahun alias sudah tidak produktif lagi. Jarang sekali ditemukan pengemis muda. Pada Jumat (12/2/2010) malam, Kompas.com sempat bertemu seorang pemuda berumur sekitar 28 tahun, berwajah Asia dengan warna kulit sawo matang seperti wajah orang Indonesia. Dia duduk di tangga sebuah toko di Jalan George dekat kawasan Chinatown.

Penampilan pemuda itu tidak jelas, antara ingin mengamen atau mengemis. Dia memegang gitar kecil sejenis ukulele, tetapi tidak pernah sekalipun memainkannya. Walau begitu, di depannya ada topi terbuka yang biasa dipakai sebagai wadah koin yang diberikan oleh orang lewat. Barangkali pemuda itu sebenarnya ingin mengemis, tetapi malu. Mau memainkan musik, tetapi tidak punya keahlian.

Pengemis Sydney punya gaya seragam. Biasanya mereka duduk di pinggiran toko atau di trotoar jalan dengan menunduk lesu dan tidak pernah menengadahkan muka kepada orang lewat. Mereka akan mengangkat wajah dan menyatakan terima kasih kepada orang yang bermurah hati melemparkan koin. Di depannya ada topi di balik untuk menerima koin.

Hampir semua pengemis memegang selembar karton berukuran sekitar 20 x 20 cm yang berisi penyataan bahwa mereka tidak memiliki tempat tinggal dan tidak memiliki pekerjaan. Mereka mengharapkan belas kasihan untuk menyambung hidup.

Meski lebih sering berwajah kuyu dan memelas, pengemis Sydney bisa juga marah ketika difoto. Matanya langsung melotot dan mengusir orang yang memotretnya, termasuk ketika foto ini diambil. Ternyata....
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Editor: hertanto Dibaca : 1070
Sent from Indosat BlackBerry powered by
Font: A A A








Ada 0 Komentar Untuk Artikel Ini. Kirim Komentar Anda


Kirim Komentar Anda
Silakan login untuk kirim komentar Anda.
Komentar

Kirim Batal
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.
<a href='http://ads.kompas.com/www/delivery/ck.php?n=ae305677&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads.kompas.com/www/delivery/avw.php?zoneid=117&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=ae305677' border='0' alt='' /></a>
<a href='http://ads.kompas.com/www/delivery/ck.php?n=a1c4d6ef&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads.kompas.com/www/delivery/avw.php?zoneid=118&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a1c4d6ef' border='0' alt='' /></a>
<a href='http://ads.kompas.com/www/delivery/ck.php?n=a1c4d6ef&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads.kompas.com/www/delivery/avw.php?zoneid=180&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a1c4d6ef' border='0' alt='' /></a>
Terpopuler
• Alamak, Tifatul Bahkan Belum Tahu Isi...
• Penipu Ulung "Selly...
• Jangan Sekali-sekali Meremehkan Petai!
• 5 Tanda Anda Sudah Cukup Makan Sayur
• PKS Minta SBY Siapkan Dua Pengganti...
• Kebelet Punya Anak, Helmy-Febri...
Terkomentari
Terekomendasi
Kabar Palmerah
Rubrik: Nasional Regional Internasional Megapolitan Bisnis & Keuangan Kesehatan Olahraga Sains Travel Oase Edukasi
Situs: KOMPAS.com Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Properti Forum Kompasiana Images Mobile Kompas Cetak ePaper PasangIklan GramediaShop

About Kompas.com | Info iklan | Privacy policy | Terms of use | Karir | Contact Us | Kompas Accelerator For IE 8
© 2008 - 2009 KOMPAS.com — All rights reserved




Sumber :
www.kompas.com



Note :
- Kalimat yang bercetak tebal merupakan kalimat argumentasi, karena kalimat tersebut dapat mempengaruhi pendapat seseorang dan belum ada fakta yang memperjelasnya.
- Kalimat yang bercetak miring dan tebal merupakan kalimat penalaran, karena ada fakta dan kejelasan dalam kaimat tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar